BAB II
KELALAIAN UJIAN
NASIONAL 2013
2.1 Penyebab utama
keterlambatan naskah UN 2013
Jakarta – Hasil pemeriksaan tim investigasi penyelenggaraan Ujian Nasional
(UN) 2013 menunjukkan setidaknya ada empat penyebab utama keterlambatan
pelaksanaan UN, demikian yang dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh.“Dari hasil pemeriksaan tim audit ditemukan data dan fakta penyebab permasalahan dalam penyelenggaraan UN itu ada empat, yaitu keterlambatan DIPA Kemdikbud di Kemenkeu, kelemahan manajerial di Kemdikbud, kelemahan manajerial di percetakan, dan kurang baiknya pengawasan di percetakan,” kata M. Nuh di Jakarta, Senin (13/4).
Pernyataan tersebut dia sampaikan pada jumpa pers Hasil Audit Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2012/2013 di kantor Kemdikbud.
Nuh menjelaskan belum turunnya anggaran untuk penyelenggaraan UN menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan UN, dan hal itu disebabkan keterlambatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kemdikbud 2013 di Kementerian Keuangan.
“DIPA Balitbang itu baru dapat digunakan pada 13 Maret dan penandatanganan kontrak pada 15 Maret,” ujarnya.
“Padahal, persetujuan DPR sudah dari 21 Desember, lalu surat ke Kemenkeu tentang revisi DIPA pada 26 Desember, namun bulan itu belum dapat jawaban,” lanjutnya.
Akan tetapi, Nuh mengaku keterlambatan UN juga disebabkan oleh kelemahan manajerial di Kemdikbud, salah satunya respons yang kurang baik oleh Balitbang terhadap peringatan dini dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemdikbud.
“Memang `early warning` dari Itjen mengenai titik-titik lemah dalam penyelenggaraan UN 2013 ini tidak direspons dengan baik oleh pihak Balitbang sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Kemudian, penyampaian master naskah UN dari Pusat Penilaian Pendidikan tidak diserahkan kepada percetakan secara menyeluruh, melainkan secara bertahap, yaitu pada 15, 18, dan 23 Maret.
Sementara itu, penyebab lainnya, kata dia, adalah kelemahan manajerial di percetakan, terutama di PT Ghalia Indonesia Printing.
“Terdapat permasalahan teknis saat persiapan pencetakan, yaitu percetakan ternyata tidak siap untuk mencetak naskah UN yang berwarna serta soal dan lembar jawabannya digabung,” jelas Nuh.
Selain itu, pola kerja yang kurang baik di percetakan berakibat menumpuknya amplop naskah UN pada satu tahap pengerjaan sehingga untuk masuk ke tahap pengerjaan lain tidak dapat dilakukan.
“Parahnya tidak ada kontrol oleh PPK UN atas mekanisme kerja yang dilakukan oleh percetakan untuk mengantisipasi gangguan pengerjaan. Tanggung jawab dan komitemen manajemen percetakan pun lemah,” katanya.
Penyebab keempat dari keterlambatan UN berdasarkan hasil audit, menurut dia, pelaksanaan tugas tim pengawas di percetakan untuk melakukan validasi data peserta UN dengan kebutuhan amplop naskah UN di setiap sekolah, tidak berjalan dengan baik.
Hal itu, kata Nuh, mengakibatkan masih adanya kejadian kekurangan amplop naskah UN dan salah alamat pengiriman amplop naskah UN.
Selanjutnya, pihaknya baru dapat menyampaikan hasil audit pelaksanaan UN, sedangkan hasil investigasi pada tahap pengadaan (tender dan lelang) dan tahap percetakan masih dalam proses penyelidikan.
2.2 Pihak yang bertanggung jawab atas keterlambatan UN 2013
Pihak-pihak yang bertanggung jawab mengenai pelaksanaan ujian nasional yang terlambat, saling melempar tanggung jawab. PT Ghalia Indonesia Printing selaku pihak pencetak naskah ujian menyalahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena baru mendapatkan master soal 25 hari sebelum pengiriman.
Pihak kementerian mengaku yang mereka lakukan telah sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam peraturan. Pengiriman soal pun diklaim dilakukan serentak kepada semua pemenang tender namun hanya Ghalia yang terlambat menyelesaikannya. Lengkapnya, buka tautan ini.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, mengatakan dalam kunjungan yang dilakukan oleh pihak Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud dan BSNP menemukan fakta lain di percetakan pada 10 hari menjelang pengiriman soal. "Pekerja mereka pada saat itu hanya 65 orang," ujarnya, ketika ditemui VIVAnews di Jakarta, Senin 15 April 2013.
Hal ini, menurut Teuku, amat berbeda dengan yang dilihatnya di percetakan lain. Di lima percetakan lainnya, jumlah pekerjanya rata-rata mencapai 500 orang.
Ia juga menduga bahwa hal ini menjadi salah satu penyebab keterlambatan soal yang dibuat perusahaan yang baru dua kali mengikuti tender pencetakan lembar jawaban UN ini.
Sementara itu, Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Amin Priatna, mengatakan pihaknya sudah melakukan tender sesuai dengan aturan yang berlaku. Pihaknya pun dinilainya telah melakukan proses verifikasi terhadap kesiapan dan kemampuan percetakan.
Ia menambahkan, secara jumlah provinsi memang Ghalia mempunyai tanggung jawab mencetak soal ujian yang besar. Namun, secara jumlah, perusahaan yang bermarkas di Bogor ini sama dengan yang lain. "Walau jumlah provinsinya bayak, tetapi jumlahnya hampir sama dengan kelima perusahaan lainnya," ujarnya.
Ghalia menerima kontrak oplah pembuatan soal total sebanyak 106,5 juta soal ujian untuk paket tiga dengan nilai tender sebesar Rp22 miliar. Untuk Paket satu, tender dimenangkan oleh PT Balebat Dedikasi Prima, dengan oplah total 91,2 juta dengan nilai tender Rp12,9 miliar.
Paket dua dipegang oleh PT Pura Barutama dengan total oplah 96,8 juta dan nilai Rp14,5 miliar, paket empat dimenangkan oleh PT Jasuindo Tiga Perkasa dengan total oplah 102,2 juta dengan nilai Rp13,7 miliar.
Sedangkan paket lima oleh PT Karsa Wira Utama, dengan total oplah 103,9 juta lembar dengan nilai Rp16,3 miliar, dan paket keenam oleh PT Temprina Media Grafika dengan total oplah sebanyak 90 juta dengan nilai Rp14,7 miliar.
Sebelumnya, Ghalia mengaku kewalahan dalam penyelesaian produksi soal ujian untuk 11 provinsi yang ada di Indonesia bagian tengah.
Direktur Ghalia , Lukman Hamzah mengakui kesulitan dalam menyeleksi naskah ujian nasional tiap sekolah. Selain itu, banyaknya jumlah soal yang dicetak dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam memasukkan kategori-kategori soal ujian. "Saya jamin hari Senin besok semua naskah ujian sudah bisa didistribusikan," katanya.
Hamzah mengakui pernah mencetak soal hanya untuk Provinsi Sumatra Barat. Namun, dia belum berpengalaman mencetak soal untuk 11 provinsi.
"Di lima percetakan lain, jumlah pekerjanya rata-rata 500 orang."
seperti yang sudah saya bold diberita, dari diknas sendiri sudah mengatakan tender dilakukan verifikasi sesuai aturan tetapi ketika melihat pernyataan PT. Ghalia sendiri malah berbicara bagaimana mereka belum berpengalaman untuk mencetak soal, lalu apa parameter yang menjadi acuan diknas sebagai verifikator?tentu menjadi sebuah tanda tanya besar ketika sebuah perusahaan anggaplah newbie bisa memenangkan tender dengan garapan yang paling besar mengingat kemampuan dia yang terbilang "baru" untuk mencetak naskah soal sampai ratusan juta naskah dengan jumlah karyawan yang sangat minimalis yaitu 65 orang dibanding perusahaan lain yang karyawannya berjumlah 500 orang
Jika terbukti memang merugikan Negara, apakah hal ini termasuk ranah tipikor? kita lihat saja perkembangannnya
2.3 Pembagian Naskah UN dan LJK pada masing- masing sekolah
Distribusi naskah soal Ujian Nasional (UN) di Kota Gorontalo hari ini diwarnai kebingungan para kepala sekolah (kepsek). Di kantor Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Rabu (17/04/2013), para kepala sekolah terlihat bingung saat berkardus-kardus naskah soal ujian dibagikan.
Penyebabnya ialah karena masing-masing sekolah ada yang menerima jumlah paket naskah yang kurang dan sebaliknya, ada juga yang jumlah naskahnya lebih. Dinas Pendidikan Kota Gorontalo kemudian meminta para kepala sekolah (kepsek) tersebut saling menutup kekurangan naskah.
"Siapa yang naskahnya lebih, berikan kepada yang kurang. Biar nanti kita buatkan berita acaranya," kata Kepala Dinas Pendidikan Ben Idrus kepada para kepala sekolah.
Ide ini sempat membuat beberapa kepsek kebingungan. Mereka beralasan tidak semua sekolah memiliki jumlah jurusan yang sama.
"Di sekolah saya, jurusan Bahasa Inggris naskahnya tidak ada, sementara sekolah lain tidak ada jurusan Bahasa Inggrisnya," keluh salah seorang kepala sekolah kepada Ben Idrus.
Pembagian naskah UN yang dimulai pukul 09.00 ini akhirnya baru selesai pukul 13.00 Wita. Itu pun beberapa sekolah masih belum menerima naskah yang lengkap.
"Untuk mereka yang belum lengkap, kita minta bersabar karena menurut informasi, dari panitia UN tingkat provinsi, kekurangan soal masih ditunggu dari percetakan," jelas Ben Idrus kepada wartawan.
"Namun, bagi yang sudah bisa saling menutup kekurangan naskah, kami sudah minta lakukan swift tadi," lanjutnya.
Ben menuturkan, di tingkat Kota Gorontalo, masih ada kekurangan 12 sampul soal dan 6 kaset untuk ujian listening Bahasa Inggris.
"Naskah untuk ujian Bahasa Indonesia dan Antropologi masih kurang, padahal kedua mata pelajaran ini akan diujikan besok," kata Ben.
2.4 Pusat Percetakan Naskah UN dan LJK 2013
Sebanyak 3.601 SMA dan MA serta 1.508 SMK di wilayah Indonesia tengah terpaksa menunda pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang sedianya berlangsung pada Senin (15/4/2013). Keterlambatan ini diakibatkan persoalan teknis yang terjadi pada percetakan.
Dari enam percetakan terpilih melalui proses tender, satu percetakan, yakni PT Ghalia Indonesia Printing, Bogor belum menyelesaikan tahap akhir dalam pencetakan naskah soal UN tingkat SMA.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak diduga-duga ini. Ada masalah teknis yang terjadi di perusahaan sehingga keterlambatan masalah finishing. Kami di perusahaan ingin segera menyelesaikannya," tutur Direktur Hamzah Lukman PT Ghalia Indonesia Printing saat Jumpa Pers UN 2013 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2013).
Hamzah mengaku, persoalan ini terjadi akibat kesalahan spekulasi. Menjadi percetakan naskah UN bukan kali pertama bagi PT Ghalia Indonesia Printing. Namun, ini merupakan keterlambatan pertama yang terjadi.
"Dua tahun lalu kami juga menjadi percetakan naskah soal UN tapi hanya untuk Sumatera Barat. Sekarang untuk 11 provinsi dengan soal yang lebih kompleks. Ada 20 paket soal. Ternyata asumsinya berbeda," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya meminta waktu 60 hari untuk merampungkan pekerjaan mereka namun Kemendikbud hanya memberikan 25 hari. Hingga saat ini, lanjutnya, pencetakan naskah soal sudah rampung. Namun, untuk mendistribusikan soal sesua sekolah masih belum selesai.
"Areal percetakan terlalu penuh. Memasukan soal ke amplop sudah selesai. Tapi untuk dimasukan ke box sesuai sekolah belum selesai. Materi cukup kompleks sehingga packing terhambat," urainya.
Untuk mengatasi tersebut, Hamzah menyatakan telah menambah jumlah karyawan agar proses pengepakan segera selesai. "Normalnya kami 200 pegawai, sekarang kami tambah sampai 500 karyawan," kata Hamzah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan, pemilihan PT Ghalia Indonesia Printing sebagai salah satu percetakan dilakukan berdasarkan beberapa aspek. Apalagi mereka pun dipilih melalui proses tender dengan verifikasi.
"PT Ghalia Indonesia Printing telah beberapa kali menjadi percetakan soal untuk UN maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan melalui proses verifikasi. Sehingga ketika ada keterlambatan merupakan kejadian yang tidak diduga-duga dan kami minta maaf," imbuh M Nuh. (fmh)
2.5 Cara Mendikbud mengatasi kecacatan dan keterlambatan LJK dan naskah UN 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta semua pihak yang terlibat dalam kekisruhan ujian nasional harus bertanggung jawab. "Mereka akan ditindak tegas sesuai tingkat kesalahannya," kata Mendikbud saat ditemui di kantornya, Selasa, 16 April 2013.
Tindakan tegas tersebut, kata Nuh, dilakukan agar kekisruhan tentang keterlambatan ujian nasional yang disebabkan proses tender percetakan soal ujian nasional segera selesai. Nuh mengutarakan niatnya untuk bertanggung jawab, tapi ia mengatakan dirinya memiliki daya tahan terbatas. "Tidak semuanya dilimpahkan kepada saya," kata Nuh.
Pengadaan dan distribusi bahan ujian nasional di 11 provinsi mengalami masalah. Pemenang proyek itu, PT Ghalia Indonesia Printing, tak bisa memenuhi tenggat sehingga pelaksanaan ujian nasional di wilayah Indonesia tengah terpaksa diundur. Semula ujian nasional dijadwalkan digelar mulai kemarin. Karena terjadi masalah ini, pelaksanaan tes itu diundur Kamis pekan ini.
Nuh juga berharap keterlambatan ujian nasional dan permasalahan percetakan ini segera beres. "Mudah-mudahan hari ini semuanya bisa rampung," ucapnya. Ujian nasional dilakukan pada 15-18 April 2013, sedangkan ujian nasional yang terlambat baru dimulai pada 18 April 2013.
Dalam kesempatan terpisah, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Haryono Umar mengusulkan kepada Menteri Nuh agar melakukan regenarasi pegawai untuk memperbaiki kinerja di tubuh kementeriannya.
BAB III
PENUTUP
Jadi kelalaian UN 2013 bukan hanya salah Mendikbud saja tetapi merupakan kesalahan dari percetakan dan semua pihak yang terlibat dalam pemilihan dan pengurusan masalah percetakan naskah UN dan lembar Ljk
3.2 Saran
Sebaiknya Mendikbud lebih berhati-hati lagi dalam memilih percetakan untuk ujian nasional dikarenakan percetakan tersebut harus benar-benar mampu menyelesaikan naskah UN dan Ljk dalam waktu yang ditentukan karena hal ini sangatlah penting untuk masa depan siwa siswi SMA yang menempuh UN
Kata Pengantar
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Dengan demikian kami dapat menyelesaikan makalah kami
ini untuk mengetahui tentang begitu banyak mengenai ujian nasional 2013 ini.
Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, khususnya Ibu Efnaleli
selaku guru B.Indonesia yang telah membantu menyelesaikan makalah kami yang
bertopik “Kelalaian Ujian Nasional 2013”.
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”,
hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di inginkan pembimbing. Namun, kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah ini.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini
dapat menjadi
bacaan
yang bermanfaat bagi semua.
Kata Pengantar
.....................................................................................1
Daftar Isi
..............................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
...................................................................3
1.2
Pembatasan Masalah ..........................................................3
1.3 Rumusan
Masalah ..............................................................3
1.4 Tujuan
penulisan ................................................................3
1.5 Metode
penulisan ...............................................................3
Bab 2 Isi
2.1 Penyebab.................................................................................4
2.2
Pihak yang bertanggung
jawab.........................................................4
2.3Pembagian Naskah.......................................................................5
2.4Percetakan............................................................8
2.5Cara
Mengatasi............................................................8
Bab
3 Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................10
3.2
saran...................................................................................10
Daftar Pustaka
.....................................................................................11
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Ujian nasional SMA tahun 2013 ini cukup memprihatikan mulai
dari tidak terorganisirnya pengiriman soal ke masing-masing sekolah,terdapatnya
kecacatan soal dan lembar ljk yang sangat penting dalam menentukan lulus atau
tidaknya siswa dalam ujian nasional.
1.2 Pembatasan Masalah
Kurang bertanggung jawabnya Mendikbud dalam pelaksanaan UN
tingkat SMA 2013
1.3 Rumusan Masalah
1.Apa
penyebab utama dari keterlambatan dan kecacatan UN 2013?
2.Siapakah yang paling bertanggung jawab atas
keterlambatan naskah UN
3.Kapan seharusnya naskah UN dan Ljk diterima
masing-masing sekolah?
4.Dimanakah pusat percetakan naskah UN dan Ljk?
5.Bagaimana cara mendikbud mengatasi kecacatan Ljk
maupun naskah UN?
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
Agar pemerintah bisa lebih
berhati-hati dalam memilih vendor percetakan naskah dan lembar Ljk UN agar
tidak terjadi lagi keterlambatan maupun kecacatan naskah UN dan lembar Ljk
1.5 Metode Penulisan
Media internet
Daftar Pustaka
KELALAIAN DALAM UJIAN NASIONAL 2013
Karya Tulis ini Dibuat untuk
Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh :
Lawra
Esperanza Asyraf
XI
IPA 3
SMA NEGERI 9 PEKANBARU
2013
BAB II
KELALAIAN UJIAN
NASIONAL 2013
2.1 Penyebab utama
keterlambatan naskah UN 2013
Jakarta – Hasil pemeriksaan tim investigasi penyelenggaraan Ujian Nasional
(UN) 2013 menunjukkan setidaknya ada empat penyebab utama keterlambatan
pelaksanaan UN, demikian yang dikatakan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Mohammad Nuh.“Dari hasil pemeriksaan tim audit ditemukan data dan fakta penyebab permasalahan dalam penyelenggaraan UN itu ada empat, yaitu keterlambatan DIPA Kemdikbud di Kemenkeu, kelemahan manajerial di Kemdikbud, kelemahan manajerial di percetakan, dan kurang baiknya pengawasan di percetakan,” kata M. Nuh di Jakarta, Senin (13/4).
Pernyataan tersebut dia sampaikan pada jumpa pers Hasil Audit Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2012/2013 di kantor Kemdikbud.
Nuh menjelaskan belum turunnya anggaran untuk penyelenggaraan UN menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan UN, dan hal itu disebabkan keterlambatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kemdikbud 2013 di Kementerian Keuangan.
“DIPA Balitbang itu baru dapat digunakan pada 13 Maret dan penandatanganan kontrak pada 15 Maret,” ujarnya.
“Padahal, persetujuan DPR sudah dari 21 Desember, lalu surat ke Kemenkeu tentang revisi DIPA pada 26 Desember, namun bulan itu belum dapat jawaban,” lanjutnya.
Akan tetapi, Nuh mengaku keterlambatan UN juga disebabkan oleh kelemahan manajerial di Kemdikbud, salah satunya respons yang kurang baik oleh Balitbang terhadap peringatan dini dari Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemdikbud.
“Memang `early warning` dari Itjen mengenai titik-titik lemah dalam penyelenggaraan UN 2013 ini tidak direspons dengan baik oleh pihak Balitbang sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan,” katanya.
Kemudian, penyampaian master naskah UN dari Pusat Penilaian Pendidikan tidak diserahkan kepada percetakan secara menyeluruh, melainkan secara bertahap, yaitu pada 15, 18, dan 23 Maret.
Sementara itu, penyebab lainnya, kata dia, adalah kelemahan manajerial di percetakan, terutama di PT Ghalia Indonesia Printing.
“Terdapat permasalahan teknis saat persiapan pencetakan, yaitu percetakan ternyata tidak siap untuk mencetak naskah UN yang berwarna serta soal dan lembar jawabannya digabung,” jelas Nuh.
Selain itu, pola kerja yang kurang baik di percetakan berakibat menumpuknya amplop naskah UN pada satu tahap pengerjaan sehingga untuk masuk ke tahap pengerjaan lain tidak dapat dilakukan.
“Parahnya tidak ada kontrol oleh PPK UN atas mekanisme kerja yang dilakukan oleh percetakan untuk mengantisipasi gangguan pengerjaan. Tanggung jawab dan komitemen manajemen percetakan pun lemah,” katanya.
Penyebab keempat dari keterlambatan UN berdasarkan hasil audit, menurut dia, pelaksanaan tugas tim pengawas di percetakan untuk melakukan validasi data peserta UN dengan kebutuhan amplop naskah UN di setiap sekolah, tidak berjalan dengan baik.
Hal itu, kata Nuh, mengakibatkan masih adanya kejadian kekurangan amplop naskah UN dan salah alamat pengiriman amplop naskah UN.
Selanjutnya, pihaknya baru dapat menyampaikan hasil audit pelaksanaan UN, sedangkan hasil investigasi pada tahap pengadaan (tender dan lelang) dan tahap percetakan masih dalam proses penyelidikan.
2.2 Pihak yang bertanggung jawab atas keterlambatan UN 2013
Pihak-pihak yang bertanggung jawab mengenai pelaksanaan ujian nasional yang terlambat, saling melempar tanggung jawab. PT Ghalia Indonesia Printing selaku pihak pencetak naskah ujian menyalahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena baru mendapatkan master soal 25 hari sebelum pengiriman.
Pihak kementerian mengaku yang mereka lakukan telah sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam peraturan. Pengiriman soal pun diklaim dilakukan serentak kepada semua pemenang tender namun hanya Ghalia yang terlambat menyelesaikannya. Lengkapnya, buka tautan ini.
Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, mengatakan dalam kunjungan yang dilakukan oleh pihak Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud dan BSNP menemukan fakta lain di percetakan pada 10 hari menjelang pengiriman soal. "Pekerja mereka pada saat itu hanya 65 orang," ujarnya, ketika ditemui VIVAnews di Jakarta, Senin 15 April 2013.
Hal ini, menurut Teuku, amat berbeda dengan yang dilihatnya di percetakan lain. Di lima percetakan lainnya, jumlah pekerjanya rata-rata mencapai 500 orang.
Ia juga menduga bahwa hal ini menjadi salah satu penyebab keterlambatan soal yang dibuat perusahaan yang baru dua kali mengikuti tender pencetakan lembar jawaban UN ini.
Sementara itu, Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Amin Priatna, mengatakan pihaknya sudah melakukan tender sesuai dengan aturan yang berlaku. Pihaknya pun dinilainya telah melakukan proses verifikasi terhadap kesiapan dan kemampuan percetakan.
Ia menambahkan, secara jumlah provinsi memang Ghalia mempunyai tanggung jawab mencetak soal ujian yang besar. Namun, secara jumlah, perusahaan yang bermarkas di Bogor ini sama dengan yang lain. "Walau jumlah provinsinya bayak, tetapi jumlahnya hampir sama dengan kelima perusahaan lainnya," ujarnya.
Ghalia menerima kontrak oplah pembuatan soal total sebanyak 106,5 juta soal ujian untuk paket tiga dengan nilai tender sebesar Rp22 miliar. Untuk Paket satu, tender dimenangkan oleh PT Balebat Dedikasi Prima, dengan oplah total 91,2 juta dengan nilai tender Rp12,9 miliar.
Paket dua dipegang oleh PT Pura Barutama dengan total oplah 96,8 juta dan nilai Rp14,5 miliar, paket empat dimenangkan oleh PT Jasuindo Tiga Perkasa dengan total oplah 102,2 juta dengan nilai Rp13,7 miliar.
Sedangkan paket lima oleh PT Karsa Wira Utama, dengan total oplah 103,9 juta lembar dengan nilai Rp16,3 miliar, dan paket keenam oleh PT Temprina Media Grafika dengan total oplah sebanyak 90 juta dengan nilai Rp14,7 miliar.
Sebelumnya, Ghalia mengaku kewalahan dalam penyelesaian produksi soal ujian untuk 11 provinsi yang ada di Indonesia bagian tengah.
Direktur Ghalia , Lukman Hamzah mengakui kesulitan dalam menyeleksi naskah ujian nasional tiap sekolah. Selain itu, banyaknya jumlah soal yang dicetak dan kurangnya sumber daya manusia (SDM) dalam memasukkan kategori-kategori soal ujian. "Saya jamin hari Senin besok semua naskah ujian sudah bisa didistribusikan," katanya.
Hamzah mengakui pernah mencetak soal hanya untuk Provinsi Sumatra Barat. Namun, dia belum berpengalaman mencetak soal untuk 11 provinsi.
"Di lima percetakan lain, jumlah pekerjanya rata-rata 500 orang."
seperti yang sudah saya bold diberita, dari diknas sendiri sudah mengatakan tender dilakukan verifikasi sesuai aturan tetapi ketika melihat pernyataan PT. Ghalia sendiri malah berbicara bagaimana mereka belum berpengalaman untuk mencetak soal, lalu apa parameter yang menjadi acuan diknas sebagai verifikator?tentu menjadi sebuah tanda tanya besar ketika sebuah perusahaan anggaplah newbie bisa memenangkan tender dengan garapan yang paling besar mengingat kemampuan dia yang terbilang "baru" untuk mencetak naskah soal sampai ratusan juta naskah dengan jumlah karyawan yang sangat minimalis yaitu 65 orang dibanding perusahaan lain yang karyawannya berjumlah 500 orang
Jika terbukti memang merugikan Negara, apakah hal ini termasuk ranah tipikor? kita lihat saja perkembangannnya
2.3 Pembagian Naskah UN dan LJK pada masing- masing sekolah
Distribusi naskah soal Ujian Nasional (UN) di Kota Gorontalo hari ini diwarnai kebingungan para kepala sekolah (kepsek). Di kantor Dinas Pendidikan Kota Gorontalo, Rabu (17/04/2013), para kepala sekolah terlihat bingung saat berkardus-kardus naskah soal ujian dibagikan.
Penyebabnya ialah karena masing-masing sekolah ada yang menerima jumlah paket naskah yang kurang dan sebaliknya, ada juga yang jumlah naskahnya lebih. Dinas Pendidikan Kota Gorontalo kemudian meminta para kepala sekolah (kepsek) tersebut saling menutup kekurangan naskah.
"Siapa yang naskahnya lebih, berikan kepada yang kurang. Biar nanti kita buatkan berita acaranya," kata Kepala Dinas Pendidikan Ben Idrus kepada para kepala sekolah.
Ide ini sempat membuat beberapa kepsek kebingungan. Mereka beralasan tidak semua sekolah memiliki jumlah jurusan yang sama.
"Di sekolah saya, jurusan Bahasa Inggris naskahnya tidak ada, sementara sekolah lain tidak ada jurusan Bahasa Inggrisnya," keluh salah seorang kepala sekolah kepada Ben Idrus.
Pembagian naskah UN yang dimulai pukul 09.00 ini akhirnya baru selesai pukul 13.00 Wita. Itu pun beberapa sekolah masih belum menerima naskah yang lengkap.
"Untuk mereka yang belum lengkap, kita minta bersabar karena menurut informasi, dari panitia UN tingkat provinsi, kekurangan soal masih ditunggu dari percetakan," jelas Ben Idrus kepada wartawan.
"Namun, bagi yang sudah bisa saling menutup kekurangan naskah, kami sudah minta lakukan swift tadi," lanjutnya.
Ben menuturkan, di tingkat Kota Gorontalo, masih ada kekurangan 12 sampul soal dan 6 kaset untuk ujian listening Bahasa Inggris.
"Naskah untuk ujian Bahasa Indonesia dan Antropologi masih kurang, padahal kedua mata pelajaran ini akan diujikan besok," kata Ben.
2.4 Pusat Percetakan Naskah UN dan LJK 2013
Sebanyak 3.601 SMA dan MA serta 1.508 SMK di wilayah Indonesia tengah terpaksa menunda pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang sedianya berlangsung pada Senin (15/4/2013). Keterlambatan ini diakibatkan persoalan teknis yang terjadi pada percetakan.
Dari enam percetakan terpilih melalui proses tender, satu percetakan, yakni PT Ghalia Indonesia Printing, Bogor belum menyelesaikan tahap akhir dalam pencetakan naskah soal UN tingkat SMA.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian yang tidak diduga-duga ini. Ada masalah teknis yang terjadi di perusahaan sehingga keterlambatan masalah finishing. Kami di perusahaan ingin segera menyelesaikannya," tutur Direktur Hamzah Lukman PT Ghalia Indonesia Printing saat Jumpa Pers UN 2013 di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (14/4/2013).
Hamzah mengaku, persoalan ini terjadi akibat kesalahan spekulasi. Menjadi percetakan naskah UN bukan kali pertama bagi PT Ghalia Indonesia Printing. Namun, ini merupakan keterlambatan pertama yang terjadi.
"Dua tahun lalu kami juga menjadi percetakan naskah soal UN tapi hanya untuk Sumatera Barat. Sekarang untuk 11 provinsi dengan soal yang lebih kompleks. Ada 20 paket soal. Ternyata asumsinya berbeda," jelasnya.
Dia menambahkan, pihaknya meminta waktu 60 hari untuk merampungkan pekerjaan mereka namun Kemendikbud hanya memberikan 25 hari. Hingga saat ini, lanjutnya, pencetakan naskah soal sudah rampung. Namun, untuk mendistribusikan soal sesua sekolah masih belum selesai.
"Areal percetakan terlalu penuh. Memasukan soal ke amplop sudah selesai. Tapi untuk dimasukan ke box sesuai sekolah belum selesai. Materi cukup kompleks sehingga packing terhambat," urainya.
Untuk mengatasi tersebut, Hamzah menyatakan telah menambah jumlah karyawan agar proses pengepakan segera selesai. "Normalnya kami 200 pegawai, sekarang kami tambah sampai 500 karyawan," kata Hamzah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyatakan, pemilihan PT Ghalia Indonesia Printing sebagai salah satu percetakan dilakukan berdasarkan beberapa aspek. Apalagi mereka pun dipilih melalui proses tender dengan verifikasi.
"PT Ghalia Indonesia Printing telah beberapa kali menjadi percetakan soal untuk UN maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan melalui proses verifikasi. Sehingga ketika ada keterlambatan merupakan kejadian yang tidak diduga-duga dan kami minta maaf," imbuh M Nuh. (fmh)
2.5 Cara Mendikbud mengatasi kecacatan dan keterlambatan LJK dan naskah UN 2013
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta semua pihak yang terlibat dalam kekisruhan ujian nasional harus bertanggung jawab. "Mereka akan ditindak tegas sesuai tingkat kesalahannya," kata Mendikbud saat ditemui di kantornya, Selasa, 16 April 2013.
Tindakan tegas tersebut, kata Nuh, dilakukan agar kekisruhan tentang keterlambatan ujian nasional yang disebabkan proses tender percetakan soal ujian nasional segera selesai. Nuh mengutarakan niatnya untuk bertanggung jawab, tapi ia mengatakan dirinya memiliki daya tahan terbatas. "Tidak semuanya dilimpahkan kepada saya," kata Nuh.
Pengadaan dan distribusi bahan ujian nasional di 11 provinsi mengalami masalah. Pemenang proyek itu, PT Ghalia Indonesia Printing, tak bisa memenuhi tenggat sehingga pelaksanaan ujian nasional di wilayah Indonesia tengah terpaksa diundur. Semula ujian nasional dijadwalkan digelar mulai kemarin. Karena terjadi masalah ini, pelaksanaan tes itu diundur Kamis pekan ini.
Nuh juga berharap keterlambatan ujian nasional dan permasalahan percetakan ini segera beres. "Mudah-mudahan hari ini semuanya bisa rampung," ucapnya. Ujian nasional dilakukan pada 15-18 April 2013, sedangkan ujian nasional yang terlambat baru dimulai pada 18 April 2013.
Dalam kesempatan terpisah, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Haryono Umar mengusulkan kepada Menteri Nuh agar melakukan regenarasi pegawai untuk memperbaiki kinerja di tubuh kementeriannya.
BAB III
PENUTUP
Jadi kelalaian UN 2013 bukan hanya salah Mendikbud saja tetapi merupakan kesalahan dari percetakan dan semua pihak yang terlibat dalam pemilihan dan pengurusan masalah percetakan naskah UN dan lembar Ljk
3.2 Saran
Sebaiknya Mendikbud lebih berhati-hati lagi dalam memilih percetakan untuk ujian nasional dikarenakan percetakan tersebut harus benar-benar mampu menyelesaikan naskah UN dan Ljk dalam waktu yang ditentukan karena hal ini sangatlah penting untuk masa depan siwa siswi SMA yang menempuh UN
Kata Pengantar
Puji
Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat, serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Dengan demikian kami dapat menyelesaikan makalah kami
ini untuk mengetahui tentang begitu banyak mengenai ujian nasional 2013 ini.
Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami, khususnya Ibu Efnaleli
selaku guru B.Indonesia yang telah membantu menyelesaikan makalah kami yang
bertopik “Kelalaian Ujian Nasional 2013”.
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”,
hasil kami tidaklah sesempurna apa yang di inginkan pembimbing. Namun, kami
sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
butuhkan untuk memperbaiki makalah ini.
Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini
dapat menjadi
bacaan
yang bermanfaat bagi semua.
Kata Pengantar
.....................................................................................1
Daftar Isi
..............................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
...................................................................3
1.2
Pembatasan Masalah ..........................................................3
1.3 Rumusan
Masalah ..............................................................3
1.4 Tujuan
penulisan ................................................................3
1.5 Metode
penulisan ...............................................................3
Bab 2 Isi
2.1 Penyebab.................................................................................4
2.2
Pihak yang bertanggung
jawab.........................................................4
2.3Pembagian Naskah.......................................................................5
2.4Percetakan............................................................8
2.5Cara
Mengatasi............................................................8
Bab
3 Penutup
3.1 Kesimpulan .......................................................................10
3.2
saran...................................................................................10
Daftar Pustaka
.....................................................................................11
BAB I
1.1 Latar Belakang Masalah
Ujian nasional SMA tahun 2013 ini cukup memprihatikan mulai
dari tidak terorganisirnya pengiriman soal ke masing-masing sekolah,terdapatnya
kecacatan soal dan lembar ljk yang sangat penting dalam menentukan lulus atau
tidaknya siswa dalam ujian nasional.
1.2 Pembatasan Masalah
Kurang bertanggung jawabnya Mendikbud dalam pelaksanaan UN
tingkat SMA 2013
1.3 Rumusan Masalah
1.Apa
penyebab utama dari keterlambatan dan kecacatan UN 2013?
2.Siapakah yang paling bertanggung jawab atas
keterlambatan naskah UN
3.Kapan seharusnya naskah UN dan Ljk diterima
masing-masing sekolah?
4.Dimanakah pusat percetakan naskah UN dan Ljk?
5.Bagaimana cara mendikbud mengatasi kecacatan Ljk
maupun naskah UN?
1.4 Tujuan Penulisan Makalah
Agar pemerintah bisa lebih
berhati-hati dalam memilih vendor percetakan naskah dan lembar Ljk UN agar
tidak terjadi lagi keterlambatan maupun kecacatan naskah UN dan lembar Ljk
1.5 Metode Penulisan
Media internet
Daftar Pustaka
KELALAIAN DALAM UJIAN NASIONAL 2013
Karya Tulis ini Dibuat untuk
Memenuhi Tugas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh :
Lawra
Esperanza Asyraf
XI
IPA 3
SMA NEGERI 9 PEKANBARU
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar