Selasa 19 juni 2013
Bisa dibilang hari itu adalah hari yang sangat menyenangkan, semua terasa dadakan, ya secara tiba tiba, malam hari senin aku dikabari untuk pergi jogging di hari selasa, di sebuah mesjid terbesar di pekanbaru, ketika ku lihat begitu banyak mereka berkumpul, menunggu kedatangan, satu persatu teman teman kami, yah kupikir hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan.
Berkumpul, bermain bersama, bermain bola, tertawa bersama, lengkap rasanya Tuhann, lengkap rasanya hari ini kau berikan ku kebahagiaan ketika aku dan mereka sama saama tertawa saat menyambut kegembiraan kami setelah seminggu lamanya ujian dan akan menyambut datangnya kelas 3 nanti, ya tak terasa, hanya hitungan bulan aku berada di sekolah ku, dan dalam hitungan minggu bahkan hari, bisa jadi aku dan mereka yang tertawa hari ini berpisah kelas, lain rasanya ku kenang kelas ini, aku benar benar di uji di kelas ini, aku mendapat teman baru dan begitu banyak hal yang aku bisa dapatkan.
Tuhan, rasanya begitu banyak canda tawa hari itu, setelah lama bermain, kami merasakan lapaaarr.. huhh ehhehhehhehe akhirnya makan deh disebuah tempat makan biasa di panggil sih "SR" makan makanan dengan lahap, yaahh sambil tertawa tentunyaa..
Mungkin Engkau tidak mengijinkan aku terlalu bahagia, karna aku tau, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, ya aku sadar, aku terlalu bahagia hari itu..
Sampai suatu masalah terpikir, ini masalah uang, yahhh, lagi lagi uang, sebenrya malas berurusan dengan yang satu ini, begitu panjang masalah kami, begitu panjana hal yang harus aku ceritaakan, yang jelas aku bersama sama temanku, menjemput uang kami yang ada dengan teman kami dirumahnya, karna sejujurnya, kami ingin secepatnya membelikan wali kelas kami sebuah hadiah, namun hal itu mungkin disalah artikan, ketika kami menunggunya dirumahnya, dia tak ada, dia sedang dijalan, dan sekarang menuju rumahnya, yahhh, dia marahh, dia marah sekali.
Apa yang kamu lakukan ketika, uang 370.000 ribu rupiah dilemparkan keras di depan wajahmu??
sakit bukan?? pedih rasanya, sakit rasanya, kau diperlakukan seperti pengemis yang meminta mintaa, oh Tuhan, saat itu hanya engkau yang berkuasa, menenangkan hati dan perasaan ku, bgitu mudahnya uang itu dia lemparkan tepat di depn wajahmu, seprti sinetron ya... tapi aku benar benar merasakannya.
Aku mungkin tak pernah merasakan bagaimana sulitnya mencari uang, tapi apakah pantas seorang wanita melemparkan uang kedepan wajah seorang wanita juga, tanganku benar benar bergetar, ketika aku mulai berdiri sambil mengutip uang yang dia lemparkan kedepan wajahku, aku ingin menamparnya Tuhannnn, tapi aku seorang wanita, aku mempunya hati dan perasaan, ketika aku harus melakukan hal yang sama, apa bedanya aku dengannya???
Aku menyadari bahwa aku wanita, aku wanita yang tak perlu melawan orang yang seperti dia, aku bukan dia yang seenaknya menampar anak gadis orang. berdesir darah ku, tapi aku hanya brucap dalam hatiku, sabarkan aku ya allah, hambamu ini lemah, tak punya daya upaya untuk membalsnya, aku tahu ya Allah, semua ini ada hikmahnya, dan aku menyadari bahwa Engkau telah melihatnya, mengetahuinyaa. sesungguhnya aku tak patut membalas semua yang dia lakukan kepadaku, karan aku yakin, hanya Engkau yang berhak membalasnya.
Tak ada yang ingin diperlakukan layaknya seperti binatang, pengemis dan lain halnyaa, tapi aku yakin bahwa setiap yang bersalah pasti engkau beri pengampunan, ketika tak ada kata maaf yang terlontar dari bibirnya, aku harus memaafkannya dan meminta maaf padanya, ketika harga diriku benar sudah di titik yang paling rendah yang diperbuatnya, aku yakin saat itu aku sedang di titik yang paling tinggi derajatku di sisiMu, begitu mudahnya kata maaf terlontar dari bibirku Tuhan, kenapa aku begini?? bukan karna aku berharap apapun, tapi karna aku tak ingin dikuasai dendam, aku yakin seketika bahwa tidak mudah memaafkannya Tuhan, tapi maaf Tuhan hal ini tidak bisa kulupakan, meski hati telah memaafkan.
Tuhan, mengapa semua menangis??
BalasHapus